Togel Terpercaya

(Part 7) Jaran Goyang : Pernikahan Mila

jaran goyang part 7.jpg

Semenjak kejadian aneh beberapa hari lalu, sikap Mila berubah. Ia menjadi sangat pendiam, sering melamun sendiri, dan jarang mau makan. Kedua orang tuanya sudah membawa Mila ke dokter, tapi setelah diperiksa, Mila dalam keadaan baik-baik saja. Dokter hanya memberinya vitamin penambah nafsu makan. Kepada ibunya, Mila bercerita kalau ia pernah bermimpi didatangi perempuan cantik berpakaian adat Bali. Mila dibawa oleh perempuan itu ke sebuah air terjun yang sangat tinggi. Kamudian, disuguhkan berbagai macam makanan enak. Wanita itu sangat ramah dan murah senyum.

Bukan hanya sekali mimpi itu datang dalam tidur Mila, sudah tiga kali Mila bermimpi hal yang sama. Setiap menjelang Magrib, tubuh Mila mendadak panas dingin. Wajahnya pucat, keringat bercucuran dari tubuhnya. Setiap tidur, ia juga sering mengigau. Pernah suatu ketika ibunya mendengar Mila mengigau dengan memanggil-manggil nama Ahmad. Bila sudah seperti itu, Satirah, ibunya Mila, pasti membangunkan anaknya.

Sekitar jam dua pagi, Satirah terbangun karena mendengar suara Mila sedang bernyanyi. Ia membangunkan suaminya, sayangnya lelaki itu susah sekali dibangunkan. Beranjaklah Satirah dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar Mila. Pintu kamar Mila tidak dikunci bahkan terbuka sedikit sehingga Satirah bisa mengintip dari celah pintu. Satirah melihat Mila sedang duduk menghadap ke jendela, juga ada seorang wanita berpakaian adat Bali sedang menyisiri rambut Mila.

Satirah terkejut melihatnya. Ia menutup mulut dengan telapak tangan. Kemudian berlari kembali ke kamarnya untuk membangunkan suami.

"Pah. Pah bangun, Pah," ia mengguncangkan tubuh suaminya.

Masih dalam keadaan mengantuk Parman, suami Satirah, bangun sambil memincingkan mata, "Ada apa sih, Mah."

"Ada orang asing di kamar Mila."
"Hah, jangan-jangan maling?" Parman terkejut mendengar perkataan istrinya. 
"Nggak tahu, Pah. Tapi ini perempuan pake kebaya gitu lagi nyisirin rambut anak kita."

Perlahan mereka berdua menuju kamar Mila. Tapi, saat mereka cek pintu kamar Mila terkunci. Tidak ada lagi suara Mila bernyanyi. Karena penasaran, Parman mengetuk pintu kamar anaknya.

"Mila, Nak?" Panggil Parman. 
"Iya, Pah," jawabnya dari dalam kamar. Suaranya parau terdengar seperti masih mengantuk.

Pintu kamar dibuka perlahan. Muncullah Mila dengan wajah kantuk dan rambut acak-acakan seperti baru bangun tidur. Parman dan Satirah masuk ke dalam kamar, memeriksa seluruh ruangan termasuk kolong ranjang dan lemari pakaian. Tapi, tidak ada siapa-siapa di dalam kamar Mila.

"Tadi mamahmu ngelihat ada perempuan asing di kamarmu," jelas Parman.
"Iya, Nak. Tadi ada perempuan lagi nyisirin rambut kamu."
"Nggak ada kok, Mah. Mila dari tadi tidur."
"Kamu salah lihat kali, Mah. Ya sudah, tidur lagi aja, Nak," kata Parman. 
Satirah bingung padahal ia melihat sendiri dengan jelas kalau ada perempuan di dalam kamar Mila.

Beberapa hari kemudian, pernikahan Mila digelar. Sebuah hotel mewah di kawasan Jakarta Selatan menjadi tempat resepsi pernikahan Mila. Dekorasi ballroom sangat indah dan megah bernuansa adat jawa. Tamu berpakaian batik memadati ruangan, tidak sabar ingin menyaksikan ijab kabul dari mempelai pria. Wedding Orchestra sudah siap menyanyikan lagu-lagu romantis pernikahan. Cahaya lampu gemerlap menghiasi ruangan, juga bunga warna-warni ditata rapi menghiasi panggung pengantin. Pernikahan yang sangat mewah dan megah itu menghabiskan biaya ratusan juta. Maklum, Agus adalah seorang pengusaha sukses, jadi dia ingin pesta pernikahannya dihelat semegah mungkin.

Musik orchestra dimainkan, suara seksofon melengking-lengking terdengar syahdu. Seorang vokalis wanita menyanyikan lagu Celine Dion, Because You Loved Me. Datanglah Mila mengenakan gaun pengantin berwarna putih berjalan anggun sambil tersenyum. Didampingi ayah dan ibunya. Sedangkan di belakangnya, para wanita cantik berpakaian putih mengawal sambil membawa bunga, juga ada tiga anak kecil yang imut-imut ikut mengawal Mila dari belakang. Gaun pengantin Mila tergerai ke lantai, memanjang hingga dua meter.

Agus sudah menunggunya di meja ijab kabul. Ia terkesima melihat kecantikan Mila. Alunan musik berhenti saat Mila duduk di sebelah Agus. Seorang penghulu tersenyum ramah kepada kedua mempelai. Penghulu bertanya pada bapaknya Mila, apakah bersedia kalau ia diwakilkan untuk menikahkan Mila. Parman mengangguk.

"Sudah siap Nak Agus?"
"Iya, Pak."

Sebuah microphone didekatkan ke penghulu. Tangan agus dijabat erat, "Wahai Agus bin Darmain, aku nikahkan dan kawinkan engkau kepada Mila binti Parman dengan emas kawin tiga puluh gram emas dan seperangkat alat solat dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Mila binti Parman dengan mas kawin...."
"AAAAAAAA...!!!" Tiba-tiba Mila berteriak kencang. Suasana berubah mencekam.

Kedua tangannya memegangi kepala, bola matanya putih semua. Semua orang dalam ruangan panik melihat Mila mengamuk. Gaun pengantinnya acak-acakan, make up-nya pudar. Dua orang memegangi lengan Mila tapi semuanya terpental. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja tubuh Mila sangat kuat dan tidak bisa ditahan oleh siapa pun. Ia bahkan menyerang penghulu hingga pipi penghulu berdarah karena dicakar kuku Mila.

"Batalkan pernikahan ini!" Teriak Mila sambil terus mencakar wajah penghulu.

Ia meraih sebuah vas bunga dan membenturkannya tepat di kepala penghulu. Darah segar seketika mengucur dari kepalanya. Semua orang berteriak panik lalu berhambur ke luar ruangan. Bapak penghulu terkapar pingsan akibat benturan itu.

Mila mendongak lalu menunjuk ke atas. Tepat di ujung ruangan, terlihat sesosok wanita melayang di atas sambil tersenyum ke arah Mila. Wanita itu mengenakan pakaian adat Bali, semua orang ketakutan melihat penampakan sosok makhluk itu di siang bolong. Pernikahan yang tadinya khidmat kini berubah mencekam. Semua tamu kabur ketakutan, sementara penghulu terkapar berlumur darah.

Nantikan cerita selanjutnya dari "Jaran Goyang" hanya di HORORR22

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "(Part 7) Jaran Goyang : Pernikahan Mila"

Posting Komentar