Togel Terpercaya

(Part 6) Jaran Goyang : Ilmuku Si Jaran Goyang

jaran goyang part 6.jpg

Suara jangkrik bersahutan dengan suara katak. Ahmad mempercepat langkahnya, ia melirik jam tangan; sudah jam sebelas malam. Langkahnya tidak boleh berhenti karena sosok wanita yang menyerupai Mila terus mengikutinya dari belakang. Ia bahkan dapat mendengar dengan jelas gemercik langkah kaki menginjak tanah becek. Tidak sekali pun Ahmad menoleh ke belakang, pandangannya tetap lurus ke depan. Sudah tidak ada persawahan, sejauh mata memandang hanya hamparan rumput ilalang yang rimbun dan lebat. Tidak ada lagi jalan setapak, kedua kakinya menerjang-nerjang rumput liar. Ia terus mengikuti sungai agar sampai ke hulu.

Dari kejauhan, ia mendengar suara gemuruh air terjun. Segera Ahmad berlari kecil menghampiri air terjun itu. Ia mendongak, memperhatikan air terjun yang menjulang tinggi. Cahaya senter disorotkan pada air terjun itu. Gemuruh airnya terdengar sangat deras, baju Ahmad basah kuyup terkena cipratan air terjun. Di atas sebuah batu, Ahmad duduk sila. Mantra Jaran Goyang yang diberikan Abah Quir sudah ia hafal di luar kepala. Kedua tangannya bersedekap di perut. Kepalanya mendongak ke atas air terjun. Bibirnya melapalkan mantra Jaran Goyang sambil membayangkan wajah Mila.

Sepanjang hari, sepanjang malam, Ahmad bertapa tanpa minum dan makan di bawah air terjun itu. Ia digoda oleh setan penghuni air terjun, terkadang selama bertapa ada yang meniup kupingnya. Ada yang memanggil namanya, suara itu mirip Tatang dan terkadang ada juga yang mirip dengan Mila. Tapi, Ahmad tahan dari godaan itu, ia tetap fokus merapalkan mantra Jaran Goyang sambil membayangkan wajah pujaannya.

"Pulanglah, tapamu kuterima," kata wanita itu sambil tersenyum.
"Apa yang harus aku lakukan, Nyai?"

Tubuh Ahmad semakin kurus setelah bertapa selama empat hari tanpa makan dan minum. Badannya lemas, kedua matanya sayu, suaranya serak.

"Taburkan air yang diberikan Abah Quir di belakang rumah Mila. Lalu baca mantara Jaran Goyang, tiupkan ke rumanya."

Ahmad tertunduk, ia memperlihatkan rasa hormat yang amat tinggi pada sosok gaib di hadapannya.
"Baik, terima kasih Nyai."
Kemudian, wanita itu menghilang kembali.

Pertapanya sudah selesai. Sekarang Ahmad sangat lapar dan haus. Bergegas, ia lompat dari atas batu, menceburkan diri ke dalam air. Ia minum air itu sepuasnya. Saat menyelam, ia melihat sekelompok ikan mas yang sedang berenang santai di dekat bebatuan. Dengan mudah saja Ahmad dapat menangkap ikan itu lalu memakannya mentah-mentah.

Malam itu, Mila duduk di tepi tempat tidurnya. Ia sedang memilih-milih gaun untuk pernikahannya yang akan digelar sebentar lagi. Buku katalog gaun pernikahan ia amati lembar demi lembar. Sesekali bibirnya yang tipis tersenyum, kagum melihat gaun yang mewah dan indah. Beberapa saat kemudian, smartphone-nya berbunyi. Ternyata dari Agus, calon suaminya.

"Iya sayang," sapa Mila.
"Gimana udah ketemu gaun yang kamu suka?"
"Belum. Aku bingung milihnya. Semuanya bagus banget."
"Kamu emang sukanya warna apa?" Tanya Agus.
Mila kembali membuka lembaran katalog gaun, "Biru sih," jawab Mila.
"Itu bagus juga, cocok sama kamu."

Saat Mila sedang membuka lembaran katalog, sontak saja punggungnya seperti ada yang menendang dari belakang. Tubuhnya terpental ke lantai, ia tidak bisa berteriak saking sesaknya. Hantaman dari punggungnya sangat terasa sampai ke dada. Ia tidak tahu apa yang terjadi kepadanya. Ingin ia berteriak meminta tolong, tapi lidahnya kelu. Tidak sepatah katamu dapat ia ucapkan.

Sementara itu, di belakang rumah Mila, Ahmad sudah menaburkan air pemberian Abag Quir. Bibirnya bergetar melafalkan mantra Jaran Goyang.

Turu ing meneng. Ayo turu lan aja siyaga nganti sampeyan tresna karo aku. Iblis nderek sampeyan lan njaga atimu kanggo aku. Iki ilmuku si Jaran Goyang' 

Ahmad meniupkannya ke arah rumah Mila. Seketika Mila berteriak kesakitan, matanya melotot ke atas, kedua tangannya memegangi leher seolah sedang tercekik sesuatu. Kakinya bergerak-gerak tidak karuan. Suara Agus di handphone terdengar panik memanggil-manggil Mila. Saat kedua orang tuanya menghampiri Mila dengan panik, wanita cantik itu sudah pingsan. Tubuhnya lunglai seperti habis disiksa.

Nantikan cerita selanjutnya dari "Jaran Goyang" hanya di HORORR22

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "(Part 6) Jaran Goyang : Ilmuku Si Jaran Goyang"

Posting Komentar