(Part 5) Tersesat Di Nusakambang : Kabur
![part 5 square.jpg](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1579668344/woivfoix8kmglbrb2nqr.jpg)
Setiap jam tujuh pagi, semua tahanan dikumpulkan di lapangan untuk mengikuti senam. Setelah itu, kegiatan selanjutnya adalah kerja bakti, ada yang bertugas membersihkan taman, toilet, selokan, koridor penjara, dan halaman belakang penjara. Roni selalu diberi tugas untuk membersihkan koridor penjara.
Pagi itu, ia sedang mengepel lantai, beberapa kali ia masukkan kain pel ke dalam ember yang berisi air lalu memeras kain itu. Ia sodorkan alat pel itu ke lantai, tapi tiba-tiba saja lempengan besi tipis yang menjadi pelekat antara gagang pel dan kainnya itu lepas, mungkin karena sudah usang. Roni berdecak kesal.
"Sialan!"
Roni membetulkan alat pelnya sambil terus menggerutu. Namun, tiba-tiba saja sebuah ide muncul dalam kepalanya, lempengan yang berukuran satu jengkal tangan orang dewasa itu bisa saja berguna sebagai alat untuk dia kabur. Setelah mengamati keadaan sekitar, Roni memasukkan benda itu ke dalam kantongnya. Tidak ada satu pun penjaga yang melihat aksi Roni.
Malamnya, ia termangu di dekat teralis sel tahanan sambil memandangi lempengan besi. Ia bingung apa yang harus ia perbuat dengan benda itu. Bagaimana caranya ia kabur hanya dengan menggunakan benda sederhana itu? Roni mengembuskan napas berat, dan dari kejauhan terdengar suara langkah sepatu mendekat, buru-buru ia sembunyikan benda itu ke dalam kantongnya.
"Woi Ron. Melamun saja," ternyata Pak Rojak.
"Eh, Pak Rojak. Iya Pak, mumpung masih hidup, kalau saya udah mati nanti nggak bisa ngelamun lagi."
"Halah Pak, palingan dia lagi kangen sama saya," tiba-tiba Jumanti nimbrung dari sel sebelah.
"Sudah jangan dilamunkan, semua manusia di dunia ini pasti akan mati kok. Kematian bukan akhir dari segalanya," motivasi Pak Rojak terdengar aneh.
Roni hanya nyengir saja.
Pak Rojak melirik dinding sel Roni yang basah, "Rembes terus ya dindingnya?" tanya Pak Rojak.
"Iya Pak, apalagi kemarin hujan."
"Wajar Ron, dinding tua itu," timpal Pak Rojak.
"Iya sih Pak."
"Sel Roni banyak setannya, Pak," celetuk Jumanti lagi dari sel sebelah.
"Hus, jangan sembarangan kalau ngomong," sergah Pak Rojak.
"Tidur semuanya, udah larut malam," suruh Pak Rojak sambil mengetukkan sebuah tongkat ke teralis penjara hingga menimbulkan bunyi denting yang nyaring.
"Iya, Pak," ujar Roni.
Roni kembali melamun, ia benar-benar harus kabur dari penjara ini bagaimana pun caranya. Kemudian kedua matanya cerah kembali, ia mendapatkan sebuah ide cemerlang untuk kabur. Segera Roni bangkit dan meraba-raba dinding selnya, terasa lembap. Ia mengetuk-ngetuk dinding itu, terdengar bunyinya nyaring menandakan kalau dinding itu sudah sangat rapuh. Sejenak Roni berpikir, kemudian ia menengok kolong ranjangnya. Ya, dia tahu alat apa yang ia butuhkan selanjutnya agar bisa kabur dari penjara. Dia butuh tisu dan pasta gigi.
Idenya adalah, dinding di kolong ranjang itu harus ia bobol menggunakan lempengan besi tipis yang ia punya dengan cara digesek-gesekkan. Roni yakin dalam waktu dua bulan dinding itu bisa dibobol. Ia tahu persis kalau dinding selnya langsung tembus ke halaman belakang penjara. Dan tisu nantinya akan ia gunakan untuk menyumpal lubang yang ia gali pada dinding itu lalu diolesi dengan pasta gigi agar warnanya membaur dengan dinding sehingga saat ada pemeriksaan sel, petugas tidak akan curiga.
Beberapa hari kemudian, ia berhasil mendapatkan sebuah tisu dan pasta gigi. Ia mendapatkannya dari Jumanti secara cuma-cuma. Kata waria itu, ia ingin berbuat baik sebanyak-banyaknya sebelum hari eksekusinya tiba.
Setiap malam saat penjaga sedang lengah, ia menggesek-gesekkan lempengan besi tersebut ke dinding, kemudian menutupnya dengan tisu yang sudah diolesi pasta gigi. Sialnya, benda yang ia gunakan untuk membobol dinding tidak sanggup lagi menggapai permukaan lubang yang ia gali. Lalu, diikatnya lempengan besi itu dengan sebuah potongan kayu yang ia temukan saat kerja bakti. Usahanya berhasil, alatnya sekarang bisa menyentuh permukaan dinding.
Setelah hampir dua bulan menggali dinding, akhirnya dinding itu bisa dibobol, Roni hanya tinggal menunggu waktu yang pas untuk melarikan diri. Ia sudah memikirkan matang-matang rencana ini, dan ia yakin pasti berhasil.
Nantikan cerita selanjutnya "Tersesat Di Nusakambang" Hanya di HORROR22
0 Response to "(Part 5) Tersesat Di Nusakambang : Kabur"
Posting Komentar