(Part 5) Sekolah Angker : Cokro Pelakunya
![5 square.jpg](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1581833273/dhpqcj4weza52tggbima.jpg)
"Sep, Asep ?" terdengar suara pak gimin memanggil.
Dengan tergesa gesa, Asep mengenakan kembali celana dan bajunya.
Veli masih hidup, matanya sayup, bibirnya bergerak gerak. ia ingin meminta tolong tapi tidak bisa, baju sekolahnya terserak serak. Darah menetes dari selangkangan, Asep telah merampas keperawanan itu. Sebuah martil diambil lagi dari kolong meja, Veli perlahan menggerakan kepalanya, menatap Asep. Air mata Veli menetes ke pipinya.
"Saya cinta sama kamu Veli," Asep tersenyum, Martil siap dihantam lagi.
"Kita ketemu di surga ya, sayang."
Tangan kanan Veli terangkat, memberi isyarat agar Asep tidak membunuhnya, Tapi, martil itu tetap dihantamkan ke kepala Veli hingga ia tewas. Sebuah terpal menjadi pembungkus jenazahnya, dengan rapi ia masukan jenazah Veli ke kolong meja. Bercak darah dilap termasuk darah yang menetes di tanah, ia gosok gosokkan tanah itu menggunakan alas sepatunya agar darah nya hilang.
"Iya, Pak ?"
Asep menghampiri Pak Gimin.
"Kamu lihat Veli, tidak ? Bapak ini tukang becak langganan antar jemput Veli," tanya pak Gimin, Disampingnya berdiri seorang lelaki kurus berbadan hitam mengenakan topi lusuh dan handuk kecil di pundaknya.
"Iya Pak biasanya dia nunggu di depan pos satpam." kata tukang becak.
"Oh, tadi aku lihat dia udah pulang, Pak."
"Kalau boleh tahu Veli pulang naik apa ya, Pak ?"
"Aduh kurang tahu ya. Mungkin angkot," pintar sekali asep berkata seolah tidak terjadi apa pun dan tidak ada yang curiga padanya.
Malamnya, Asep duduk di depan pos bersama Cokro. Ia sengaja memberi lelaki itu secangkir kopi yang sudah dicambur obat tidur.
Setelah beberapa menit, Cokrotertidur dengan pulas. Ia membawa lelaki itu ke gudang tempat Cokro tinggal. Liciknya, ia juga sengaja menaruh pakaian Veli di gudang itu dengan maksud memfitnah Cokro. Orang seperti dia akan sangat mudah difitnah karena bisu.
Setelah itu, Asep memboppong jenazah Veli ke halaman belakang sekolah. Disana ada sebuayh tempat pembuangan sampah yang dibangun berbentuk segi empat. Sampah terlihat menumpuk hingga terurai ke mana mana. Asep mengeruk sampah itu, dan menggali lubang di bawahnya. Seyelah dirasa cukup, ia kemudian mengubur jenazah Veli dan menimbunnya dengan tumpukkan sampah.
Pagi pagi sekali Pak Darmawan dan Bu Meri, orang tuannya Veli, datang ke sekolah. Dari semalam Veli belum pulang. Mereka pikir Veli menginap di rumah sepupunya, tapi ternyata tidak ada. Mereka duduk dengan gelisah di depan ruangan kepala sekolah. Pak gimin yang mengendarai motor bebek muncul dari gerbang sekolah. Kedua orang tua Veli berdiri bersamaan. Mereka bergegas menghampiri pak Gimin.
"Pak anak kami hilang. Pak," Bu Meri meneteskan air mata.
"Iya Pak dari kemarin belum pulang. Apakah bapak lihat Veli?"
"Astaga! Yang benar, Pak?"
"Iya, Pak. Kami kira Veli menginap di rumah sepupunya, tapi ternyata nggak ada, Pak."
Kemarin, orang terakhir yang melihat Veli adalah Asep. Dia dipanggil ke ruangan Pak Gimin. Kedua orang tua Veli harap-harap cemas, mereka ingin mendengar kabar baik dari Asep. Dengan tenang dan nyaris tidak ada rasa gugup sedikit pun Asep menjelaskan kalau ia hanya melihat dari jendela kecil posnya kalau Veli pulang sendirian.
"Dia naik apa?" tanya Pak Darmawan.
"Nah, itu saya tidak tahu," jawab Asep.
Kabar kalau Veli menghilang berembus ke semua siswa. Mereka terheran heran padahal baru kemarin Veli nongkrong di kantin bersama mereka. Hingga akhirnya, sebuah teriakan seorang siswa yang tengah mengambil tongkat pramuka di gudang Cokro membuat seser satu sekolahan, Ia menemukan baju ber-nametag Velicia Tjhia.
Gudang itu adalah tempat tinggal Cokro, tanpa pertimbangkan lagi siswa lelaki langsung mengeroyok Cokro. Mereka yakin kalau Cokro telah membunuh teman mereka. Nyawa Cokro tidak bisa diselamatkan, ia meninggal karena ada seorang yang menghantam kepala dengan batu.
Nantikan cerita selanjutnya "Sekolah Angker" hanya di HORROR22
0 Response to "(Part 5) Sekolah Angker : Cokro Pelakunya"
Posting Komentar